Alkisah: suatu zaman ada seorang Manusia yang berdialog dengan Malaikat pencabut nyawa.
Manusia : Wahai malaikat...! jika kau mau cabut nyawaku, aku minta kau sebelumnya memberi tahu ku, agar aku bisa mempersiapkan diri.Malaikat : Iyah, nanti aku akan memberi tahu, sesuai dengan pintamu itu.
selang beberapa lama, entah kapan saat itu tiba. sang manusia telah di cabut nyawanya oleh Malaikat atas perintah Allah. lalu terjadi dialog kembali antara malaikat dan manusia.
Manusia : Wahai malaikat...!, bukankah aku telah meminta mu untuk memberitahu aku dahulu sebelum kau mencabut nyawaku. Apakah kau tidak ingat ?...
Malaikat : Iya, aku ingat.
Manusia : Mana buktinya, aku tidak merasa kalau kau telah memberitahu aku ? ...Malaikat : Apakah kau tidak tahu kalau rambut yang tumbuh di kepala mu itu sudah mulai memutih ? ...
Manusia : Iya, aku tahu akan hal itu.Malaikat : Lalu, apakah kamu tidak merasa bahwa penglihatan mu sudah mulai rabun ? ...Manusia : Iya, aku merasakan perubahan itu.Malaikat : Kemudian, apakah kamu tidak merasakan bahwa gigimu sudah mulai tanggal satu per satu ? ...Manusia : Yang satu ini pun aku merasakannya.Malaikat : Dan yang terakhir, apakah kamu tidak tahu, bahwa kulit tubuhmu yang sebelumnya kencang, kini sudah mulai mengeriput ? ...Manusia : Dan yang terakhir ini pun aku mengetahui dan merasakannya.Malaikat : Nah, yang demikian itu adalah tanda-tanda yang pernah kamu minta apabila aku ingin mencabut nyawamu. Kamu telah mengetahui dan merasakannya. Jadi aku tidaklah mengingkari janji.
Lalu manusia tersebut tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menyesali perbuatan semasa hidupnya, yang belum mempersiapkan diri tuk mengahadapi kematian.
Oleh sebab cerita tersebut, aku merasa ajalku sudah dekat, karena beberapa dari tanda-tanda ajal sudah dekat di cerita itu, aku sudah mendapatkannya. Aku harus mempersiapkan segala seuatunya untuk menghadapi kematian.
"Ya Tuhanku...! Sungguh telah dekat ajalku, dan telah lemah kekuatanku, dan aku datang kepada-MU dengan dosa-dosa yang tidak bisa dibawa oleh gunung dan tidak bisa dihapus oleh lautan. Aku mohon ampun kepada-MU wahai Tuhan Yang Maha Pengampun."
selang beberapa lama, entah kapan saat itu tiba. sang manusia telah di cabut nyawanya oleh Malaikat atas perintah Allah. lalu terjadi dialog kembali antara malaikat dan manusia.
Manusia : Wahai malaikat...!, bukankah aku telah meminta mu untuk memberitahu aku dahulu sebelum kau mencabut nyawaku. Apakah kau tidak ingat ?...
Malaikat : Iya, aku ingat.
Manusia : Mana buktinya, aku tidak merasa kalau kau telah memberitahu aku ? ...Malaikat : Apakah kau tidak tahu kalau rambut yang tumbuh di kepala mu itu sudah mulai memutih ? ...
Manusia : Iya, aku tahu akan hal itu.Malaikat : Lalu, apakah kamu tidak merasa bahwa penglihatan mu sudah mulai rabun ? ...Manusia : Iya, aku merasakan perubahan itu.Malaikat : Kemudian, apakah kamu tidak merasakan bahwa gigimu sudah mulai tanggal satu per satu ? ...Manusia : Yang satu ini pun aku merasakannya.Malaikat : Dan yang terakhir, apakah kamu tidak tahu, bahwa kulit tubuhmu yang sebelumnya kencang, kini sudah mulai mengeriput ? ...Manusia : Dan yang terakhir ini pun aku mengetahui dan merasakannya.Malaikat : Nah, yang demikian itu adalah tanda-tanda yang pernah kamu minta apabila aku ingin mencabut nyawamu. Kamu telah mengetahui dan merasakannya. Jadi aku tidaklah mengingkari janji.
Lalu manusia tersebut tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menyesali perbuatan semasa hidupnya, yang belum mempersiapkan diri tuk mengahadapi kematian.
Oleh sebab cerita tersebut, aku merasa ajalku sudah dekat, karena beberapa dari tanda-tanda ajal sudah dekat di cerita itu, aku sudah mendapatkannya. Aku harus mempersiapkan segala seuatunya untuk menghadapi kematian.
"Ya Tuhanku...! Sungguh telah dekat ajalku, dan telah lemah kekuatanku, dan aku datang kepada-MU dengan dosa-dosa yang tidak bisa dibawa oleh gunung dan tidak bisa dihapus oleh lautan. Aku mohon ampun kepada-MU wahai Tuhan Yang Maha Pengampun."
No comments:
Post a Comment