Momen
di mana sebuah bintang berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan
sebuah black hole atau lubang hitam berhasil ditangkap oleh satelit
Swift milik NASA. Menjelang kematiannya, bintang itu meledakkan energi
tinggi sebelum kemudian dihisap black hole.
Lidah api sinar gamma yang
disebut sebagai Sw 1644+57 itu dipancarkan dari sebuah galaksi yang
berada di jarak 3,8 miliar tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di
konstelasi Draco. Sinar gamma ini pertamakali terdeteksi oleh para
astronom pada 28 Maret lalu.
Yang mengejutkan, fenomena
itu kini masih berlangsung. Ini mengindikasikan bahwa sinar gamma
tersebut bukanlah sinar gamma biasa yang umumnya berhubungan dengan
hancurnya sebuah bintang raksasa karena mencapai akhir hidupnya.
“Ini sangat berbeda dengan
kejadian letusan yang pernah kami lihat sebelumnya,” kata Joshua Bloom,
astronom dari University of California, Berkeley, yang mempublikasikan
temuannya di jurnal Science, seperti dikutip dari Astronomy Now, 21 Juni
2011.
Letusan ini menghasilkan
energi dalam jumlah yang sangat besar dan dalam periode yang cukup lama.
“Bahkan fenomena ini masih berlangsung setelah dua setengah bulan
kemudian,” ucapnya.
“Pancaran energi itu terjadi
karena saat black hole menghisap bintang, material milik bintang itu
berputar seperti air yang masuk ke lubang pembuangan air,” kata Bloom.
“Proses perputaran menuju ke lubang tersebut melepaskan banyak sekali
energi,” ucapnya.
Adapun yang menjadi korban,
kata Bloom, adalah kemungkinan sebuah bintang yang memiliki massa serupa
dengan Matahari. Ia disedot oleh black hole yang berukuran jutaan kali
lipat lebih besar.
Astronom juga melihat lontaran
lidah api berwarna terang saat sebagian besar bintang tersebut sudah
terkonsumsi black hole dan sangat kebetulan sekali bahwa radiasi
tersebut tepat mengarah ke Bumi.
“Meski energi dari kejadian
ini sangat dahsyat, tetapi kita hanya bisa melihatnya karena kebetulan
tata surya menghadap tepat ke arahnya,” kata Andrew Levan, peneliti lain
dari University of Warwick.
Ledakan bintang sendiri sudah
kerap terpantau sebelumnya. Namun ini merupakan yang pertama yang
memancarkan energi sinar gamma dan menurut astronom, kejadian seperti
ini mungkin hanya terjadi sekali dalam 100 juta tahun di galaksi
manapun.
“Kami akan terkejut bila
kejadian serupa ini terjadi di sudut manapun di luar angkasa dalam
dekade mendatang,” kata Bloom. “Kami perkirakan, kejadian ini terdeteksi
saat pancaran sinarnya mencapai titik paling terangnya. Dan jika itu
benar-benar sebuah bintang yang tengah dihisap oleh black hole raksasa,
kemungkinan kejadian ini tidak akan terjadi lagi di galaksi tersebut."
Lontaran lidah api itu sendiri
kemungkinan terjadi beberapa hari sebelum satelit Swift menangkapnya,
dan kemungkinan sinarnya baru akan memudar setahun kemudian.
Segera setelah Swift berhasil
mendeteksi, obeservasi lebih lanjut segera dilakukan oleh Hubble Space
Telescope, Chandra X-ray Observatory, teleskop Gemini dan Keck di
Hawaii, serta Infrared Telescope milik Inggris.
No comments:
Post a Comment